Kisah Sukses Aa Gym - Berbisnis Dengan Akhlak


Kemunculan K.H. Abdullah Gymnastiar menjadi fenomena dakwah di tengah krisis multidimensional yang sedang melanda negeri ini.. Bahkan, ajakan kesederhanaan hidup, kesahajaan, pembenahan hati dari dalam diri sendiri yang dia sampaikan, menjadi kebutuhan santapan rohani, sekaligus obat untuk kondisi masyarakat saat ini.
Sosok kyai muda yang akrab disapa Aa Gym ini memang punya ciri khas dan fenomena tersendiri. Ceramah AA Gym, mampu membuat ribuan jamaahnya mengucurkan air mata. Sukses ulama kondang ini tak terlapas dari konsep barunya tentang syiar Islam. Dia menyiarkan Islam dengan format yang sangat sederhana, lugas dan renyah.

Dai muda yang memulai karirnya pada sekitar 1990 iitu, kini menjadi pendakwah yang dikagumi dan digemari hampir semua lapisan masyarakat. Mulai remaja, ibu rumah tangga, hingga para eksekutif perusahaan.

Suksesnya di bidang dakwah, diikuti pula sukses di bidang pendidikan dan bisnia. Dia berhasil mengelola Yayasan Pesantren Daarut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang No.38, Bandung. Pesantren yang dibangun di atas lahan seluas tiga hektar itu tergolong modern dan multifungsi, Ada bangunan masjid 1.000 meter persegi; ada cottage 24 kamar berkapasitas 80 orang (khusus bagi orang tua dan santri dari luar kota yang ikut pelatihan atau pesantren). Ada pula gedung serbaguna, kafetaria serta swalayan mini yang megah dan elite. Ribuan santri belajar di sana.

Bidang usahanya pun beraneka ragam. Antara lain swalayan; warung telekomunikasi; penerbitan buku; tabloid; stasiun radio; pembuatan kaset dan VCD. Omzetnya pun miliaran rupiah. "Bisnis ini dikelola dan juga jadi wahana para santri untuk mengaktualisasikan jiwa dan pendidikan wirausahanya. Bukankah Rasulullah menyuruh kita agar berada dalam tangan posisi di atas? Tak harus minta-minta--Ini akan berhasil jika kita mampu membangun jiwa entrepreneurship dalam diri kita sendiri," kata AA Gym.

Lalu, siapakah AA Gym dan bagaimana ia mengelola Pondok Pesantren Daarut Tauhid sehingga menjadi rujukan beberapa lembaga dari sejumlah negara asing?

Lelaki penggemar warna putih ini memulai pendidikan formal di SD Damar, lalu pindah ke KPAD Gegerkalong, kemudian pindah lagi ke SD Sukarasa Prestasinya di sekolah cukup bagus. Terbukti ketika tamat, ia menempati ranking terbaik II dengan selisih nilai satu angka dibandingkan ranking I. Di bidang seni, bakat menggambar dan menyanyinya sudah terlihat sejak kecil. Tak aneh jika ia sering ditunjuk sebagai ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka. Sementara itu, naluri bisnisnya sudah berkibar sejak Taman Kanak-kanak (TK), lalu terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar.

Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekadar urusan duniawi. 'Jika bisnis dijalankan dengan cara yang salah, akan melahirkan kerakusan dan ketamakan manusia. Sebaliknya, bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, ksrena dapat mengokohkan harga diri bangsa," katanya.
Lelaki yang kurang suka pada pakaian batik ini memang pernah berdagang berbagai produk. Ia sempat menjual petasan yang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, ia mendapat teguran dari pengurus DKM masjid. Maklum, saat itu ia belum begitu mengerti

ilmu agama dengan baik. Setamat SMA, Aa Gym yang gagal dalam tes Sipenmaru, akhirnya kuliah di D=3 Fakultas Ekonomi Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP), Universitas Padjadjaran. Namun, kuliahnya tak bertahan lama, karena ia sibuk berbisnis. Teman-teman kuliahnya bahkan lebih mengenalnya sebagai "tukang dagang".

Aa Gym pantang menyerah. Selepas PAAP, ia masuk ke Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Selama kuliah, ia mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah, untuk melatih diri hidup mandiri. Selain kegiatan kemahasiswaan, seperti menjadi ketua senat, aktivitas bisnisnya pun semakin meningkat. Ia pernah membuat keset dan perca kain; lalu menjual baterai dan film kamera saat acara wisuda. Bahkan, Ia sempat menjadi supir angkot jurusan Cibeber-Cimahi, sekadar menambah uang saku. Namun, perjuangannya tidak sia-sia. AA Gym berhasil menyelesaikan program sarjana muda di ATA, meski belum mengikuti ujian negara. Sesudah itu, ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1. Namun, setelah menelusuri hati, ternyata hal itu tak cukup kuat untuk memotivasinnya meneruskan kuliah.

Mungkin hikmahnya adalah memotivasi orang yang belum dan tak punya gelar, agar tetap optimis untuk maju dan sukses. Pria bertubuh ramping dengan sorot mata tajam itu, terkenal murah senyum. Moto hidupnya, "berprestasi bagi dunia dan akhirat". Di awal 1987, AA Gym menikah dengan gadis pilihannya, Ninih Muthmainnah di Pesantren Kalangsari, Cijulang,.Sebagai orang yang super sibuk, ia menerapkan manajemen keseimbangan. Menurutnya, segalanya harus diukur secarta proporsional. Sebab, setiap ketidakseimbangan adalah kezaliman, sedangkan kezaliman dilarang oleh Islam. "Sesibuk apa pun, menimang dan bercengkerama dengan anak harus dilakukan," kata Aa Gym.

Tekadnya untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya, begitu kuat. Untuk itu, penggemar kegiatan membaca ini mulai merintis usaha kecil-kecilan, seperti berjualan buku di Masjid Al-Furqon, IMP Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, ia memikul kardus berisi buku-buku agama untuk dijual.
Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal toko buku dan kini berkembang menjadi supermarket yang kini dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhid.
Kehidupan yang sulit pada masa lalu, membuatnya "memeras otak" untuk menambah penghasilan. Sambil mengajar di madrasah KPAD, sore harinya ia membuat barang kerajinan bersama anak-anak Usaha ini terus berkembang hingga bisa membeli mesin gergaji. Dari usaha sederhana inilah kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku.

Upayanya untuk meningkatkan penghasilan keluarga tak berhenti sampai di situ. Aa Gym ingat, istrinya punya keterampilan menjahit. Lalu, ia pun menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk bergabung. Dari kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.
Bagi Aa Gym, pekerjaan yang paling mengesankan adalah saat menjual mie bakso. Warung bakso kecil-kecilan di Perumnas Sarijadi, itu bekerjasama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh, ia sudah pergi mencari tulang ke Pasar Sederhana, karena
kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Setiap kali adzan, warung baksonya ditinggalkan, karena ia tak mau ketinggalan shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, Sementara itu, pembelinya dipersilakan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Tampaknya ia ingin mengajak pembelinya untuk menerapkan kejujuran. Tapi, hasilnya, pembeli yang sering datang justru ingin berkonsultasi pada AA Gym. Akibatnya, tak jarang ia baru pulang ke rumah sekitar jam 21,00. Lelah dan letih bercampur menjadi satu,sementara hasilnya pun tidak seberapa. Yang menyedihkan, istrinya kerap mual, karena ternyata kurang suka mencium bau bakso. . Akhirnya, warung bakso itu pun ditutup.

Menurut Aa Gym, seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja dan dimudahkan urusannya, atau selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orangtua, tanamkan jiwa wirausaha kepada anak-anak sejak dini. Didik anak-anak agar mandiri sejak kecil dan latih mereka untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
Pengalamannya berdagang sejak kecil, membuat Aa Gym hafal dengan cara "bangkrut efektif", bagaimana "tertipu optimal", atau bagaimana usaha bisa remuk. Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya hingga berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya, yang meliputi tiga aspek utama. Yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme) dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji; manajemen waktu; memiliki fakta dan data yang jelas; terbuka; kemampuan mengevaluasi; rasa tanggung jawab dan pantang putus asa.

Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan, yang penting juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi'i Antonio dalam artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih profesional. Menginjak usia 25 tahun beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial. Padahal, menurut Aa Gym, modal itu adalah:

Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah.

Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar.

Ketiga, menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya; selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengembangkan ilmu, pengalaman, wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif.

Percayalah, sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya, katanya.
Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Ada pun keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya. Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal guarantee. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan; Dengan bisnis kita bertambah saudara dan tersambungnya silaturahmi. Dan, dengan bisnis semakin banyak orang yang merasa beruntung.


Bagi Aa Gym, usaha yang ditekuninya adalah sarana untuk teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan imengnginkan usaha yang halal serta maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya, juga dikeluarkan
biaya pendidikan bagi kaum dhuafa, agar bisa maju bersama-sama. Dengan dukungan tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan profesional.
Lantas, bagaimana dengan pola kepemimpinan Daarut Tauhid? Ternyata kepemimpinan di sini tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral, sebagaimana di kalangan pesantren pada umumnya.
Tapi, kepemimpinan Daarut Tauhid telah menerapkan sistem pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang formal manajer kepada bawahannya. Pemimpin diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau melayani. Dari sisi manajemen, Daarut Tauhid telah menerapkan sistem lebih dari hanya sekadar menerapkan sistem manajemen modern, di mana sistem manajemen yang berkembang saat ini tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar materi dan kapital semakin produktif Tapi, juga telah melahirkan aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia.

Daarut Tauhid menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ, hati adalah fakultas utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia itu sendiri. Jika dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan manusia paripurna dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Daarut Tauhid pada awalnya hanya dikenal sebagai bengkel akhlak, tetapi sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. "Memang kami memiliki strategi tersendiri. Karena itu, visi dan misi Daarut Tauhid harus dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan," demikian penuturan Aa Gym.Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan sehari-hari melalui hal-hal kecil.

Untuk menerapkannya, Daarut Tauhid memiliki lima aturan dasar pelatihan kepada para santrinya yang juga merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut Tauhid. Pertama, seorang santri dilatih untuk berpikir keras, mengenal diri dan potensinya, sehingga ia mampu mengenal kekurangan dirinya; lalu memperbaikinya dan menempatkan dirinya secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya. sehingga bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal, sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara profesional. Ketiga, mereka dilatih untuk membuat suatu perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati. Keempat, mereka dilatih untuk

mengevaluasi setiap hasil karya mereka, bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa meningkatkan kinerja mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah yang unggul dalam berikhtiar. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-sungguh akan menjadikan hidup sebagai mesin penghasil karya.
Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul. Hal ini terbukti dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadapnya. Di antaranya, dengan kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan

pendidikan manajemen bagi para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Mereka tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid, karena diyakini mampu meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Dulu Aa Gym berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi, kini ia berpikir sebaliknya. Ia ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya, serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata, karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu, diharapkan pula sedikitnya bisa memberi contoh, bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah.

ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Sukses Bisnis dengan Akhlak

"Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur. Dengan

kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, profesional.

Kita harus cakap, sehingga siapa pun yang memerlukan kita,

merasa puas dengan yang kita kerjakan. Ketiga, inovatif. Artinya,

kita harus mampu menciptakan sesuatu yang baru; jangan hanya

menjiplak atau meniru yang sudah ada."

K.H. Abdullah Gymnastiar

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment