Cerita Inspirasi - Kompetisi Dua Tukang Gergaji Kayu


Dalam sebuah kisah, konon seorang Majikan mempekerjakan dua orang tukang gergaji kayu ..
Tukang yang satu (sebut tukang A) berperngai rajin, tekun, bekerja selalu riang gembira, bekerja dianggap sebagai kesenangan dan kewajiban, bertanggung jawab dan tidak perlu pujian.Tukang  A tidak pernah menanyakan berapa ongkosnya dan bekerja dengan ikhlas.Secara fisik, tukang A memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja .
Sementara yang satunya(sebut tukang B), berperangai sebaliknya.Dia pemalas, hanya mau bekerja kalau dipuji atau diawasi, bekerja dianggap sebagai beban dan bahkan dianggap semacam mendapatkan hukuman.Tukang B selalu menghindari tanggung jawab dan hanya menuntut hak lebih daripada kewajibanya.Namun secara fisik tukang B bertubuh lebih vigorous (kekar) dan memiliki endurance (daya tahan kerja fisik) yang lebih tinggi.
Pada suatu hari sang Majikan memberikan iming-iming gaji dua kali lipat bagi mereka yang pada akhir bulan memiliki jumlah gergajian yang lebih banyak.Pada hari pertama selama seminggu berkompetisi tukang B selalu mendapat kerjaan yang lebih banyak karena sang majikan masih mengawasi dan sering memperhatikannya.Dengan pengawasan majikan tukang B merasa bangga karena dipuja.Sedangkan tukang A bekerja dengan sewajarnya,biasa-biasa saja sehingga jumlah gergajian lebih sedikit dibanding tukang B.
Namun pada minggu berikutnya sang majikan tidak lagi memiliki kesempatan untuk menyaksikan kedua pekerjanya berkompetisi karena banyak kesibukan lain.Lalu apa yang terjadi ..

Tukang A tetap  bekerja meski tanpa dilihat dan diawasi siapapun.Dengan tekun dan tanpa perasaan malas tukang A selalu rajin mengasah gergajinya setiap dirasakan sudah kurang tajam, dia disiplin bekerja dengan semangat tinggi dan rajin beribadah setiap ada kumandang adzan.
Sementara si tukang B dengan ditinggalkan majikannya, kembali kepada sifat dasarnya sebagai orang gagal.Dia mulai malas-malasan karena merasa tidak diawasi dan tidak ada yang memujanya sejak Bosnya tidak lagi sering muncul di tempat kerjanya.Karena dasar pemalas, tukang B enggan dan jarang mengasah gergajinya.Dia merasa sombong dengan kemampuan fisiknya yang lebih kuat dibanding tukang A.Bahkan lebih banyak istirahat dan santai.Ada kumandang adzan pun dia lebih memilih tidur siang.Saking asiknya, tiba batas akhir bulan hampir tiba.Lalu dia bekerja siang malam tanpa pandang waktu.Namun apa daya?gergaji “tumpul” yang tidak pernah di asah membuat semangat kerja menurun.Dia selalu ngedumel, “ sialan, gergaji jelek”..

Semakin mendekati deadline akhir bulan dimana dijanjikan akan mendapat bonus satu bulan gaji, tukang B makin kelimpungan karena tahu sudah ketinggalan hasil gergajian dibandingkan tukang A.Mau mengasah gergaji sudah tidak ada waktu lagi, meneruskan kerja sudah tidak maksimal dan akhirnya pekerjaan menjadi berantakan.
Akhir kisah ini tentu mudah ditebak, yaitu tukang A sebagai pemenang dengan mendapatkan bonus satu bulan gaji. Selamat kepada tukang A !

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment